Senin, 18 Maret 2013

Sinopsis Tenggelamnya Kapal van Der wijck


Tenggelamnya Kapal van Der Wijck adalah salah satu karya Hamka yang diterbitkan pertama kali oleh penerbit Bulan Bintang pada tahun 1939.

Tema cerita           : masalah adat yang berlaku di Minangkabau dan masalah harta yang menghalangi  hubungan cinta kasih antara sepasang muda-mudi.

Setting cerita               : daerah Minangkabau, Padang Panjang, Jakarta, dan Surabaya.

tokoh                         :

1. Zainuddin : seorang pemuda berbudi luhur yang dilahirkan dari pasangan Melayu Padang dengan Mengkasar.

2. Mak Base : seorang saudagar kaya di mengkasar yang menjadi orang tua angkat Zainuddin

3. Hayati  : seorang gadis yang berbudi luhur yang menjadi kekasih Zainuddin. ia adalah korban dari alat yang terlalu mengekangnya sehingga ia menikah dengan Azis.

4. Khadijah : sahabat karib Hayati. ia adalah adik kandung Azis.

5. Muluk : sahabat kental Zainuddin yang berbudi luhur

6. Pendekar Sutan : seorang saudagar kaya yang dihormati di Batipuh. ia adalah ayah kandung Zainuddin

7. Daeng Habibah : seorang wanita berasal dari Mengkasar yang merupakan ibu kandung Zainuddin

8. Datuk Mantari Labih : mamaknya Pendekar Sutan yang sangat serakah

Ringkasan cerita

Zainuddin berhasil kembali ke  kampung halamannya setelah mendapat izin dari Mak base, orang tua angkatnya. Zainuddin tinggal di Mengkasar setelah ayah kandungnya, Pendekar Sutan, terusir dari Batipuh karena membunuh Datuk Mantari Labih, kemudian ia pergi ke Mengkasar dan menikah dengan Daeng Habibah sehinngga lahirlah Zainuddin, setelah ayahnya menginggal dunia, Zainuddin diangkat anak oleh Mak Base yang baik hati itu.

Ketidakadilah yang menimpah ayahnya akibat adat istiadat yang membelenggu di daerahnya juga dirasakan oleh pemuda itu. Zainuddin yang bukan orang padang asli –karena ibunya bukan kelahiran Batipuh – harus mendapatkan tantangan yang besar dalam menjalin hubungan cintanya dengan Hayati. Selain itu, juga karena Zainuddin adalah anak yatim piatu. Sekalipun demikian, hubungan cinta kasih antara Zainuddin dan hayati tetap berjalan dengan cara saling berkirim surat.

Suatu hari Hayati bermaksud pergi ke Padang Panjang untuk melihat pasar malam. Sebelum berangkat, ia telah mengabarkannya ke Zainuddin, sehingga kedua anak muda itu berjanji untuk bertemu dan melepaskan perasaan rindunya di rumah khadijah, sahabat Hayati. Namun, pertemuan antara hayati dan zainuddin mendapatkan halangan dari Azis, kakaknya Khadijah yang secara diam-diam mencintai Hayati.

Puncak persaingan antara Zainuddin dan Azis terjadi ketika kedua pemuda itu sama-sama mengirimkan surat kepada orang tua Hayati. Dari lamaran kedua pemuda itu, ternyata lamaran Azis yang diterima karena orang tua. Hayati mengetahui latar belakang kelurga pemuda yang kaya raya itu. Sedangkan lamaran zainuddin ditolak karena orang tua Hayati tidak ingin anaknya bersuami lelaki miskin. Mereka tidak mengatahui bahwa  Zainuddin baru saja menerima warisan kekayaan dari Mak Base yang telah meninggal dunia.

Setelah lamarannya ditolak, Zainuddin pun jatuh sakit. Sedangkan Hayati harus menjalani hidup dengan orang yang tidak dicintainya sehingga ia merasa sangat tertekan. Apalagi Azis memiliki perangai yang buruk sehingga kehidupan rumah tangga wanita itu tidak bahagia.

Zainuddin kemudian mengikuti saram Muluk, sahabatnya, untuk pindah ke Jakarta. Di kota ini, ia menjadi penulis yang produktif sehingga namanya mulai banyak dikemal orang. Kemudian, ia pindah ke Surabaya dan tetap meneruskan kariernya sebagai penulis. Ia bahkan dikenal sebagai penulis yang kaya dan dermawan. Sementara itu, Azis pun pindahkan ke Surabaya, sehingga ia bersama hayati menetap di kota yang sama dengan Azis. Kepindahan ini mempertemukan hayati dengan zainuddin, kekasihnya yang sangat dicintainya.

Ketika azis dipecat dari pekerjaannya kerena kecerobohan dan kelalaiannya dalam menjalankan perusahaannya. Ia bersama hayati tinggal di rumah Zainuddin. Namun, Azis merasa tidak kerasan tinggal di rumah Zainuddin karena perlakuan pemuda itu sangat baik terhadap keluarganya. Azis kemudian memutuskan untuk meninggalkan Hayati di rumah Zainuddin dan pergi entah kemana. Tak berapa lama kemudian, Azis mengirimkan dua pucuk surat, yaitu surat pertama ditujukan kepada hayati yang isinya hendak menceraikannya, dan surat kedua ditujukan kepada Zainuddin yang isinya meminta untuk menikahi hayati. Surat itu merupakan pesan terakhir darinya karena tak lama kemudian azis meninggal dunia.

Sekalipun dalam hati zainuddin masih mencintai Hayati, ia menolak permintaan Azis karena perasaan dendamnya kepada orang tua hayati yang telah menolak lamarannya. Ia bahkan menyuruh Hayati untuk kembali ke kampung halamannya. Hal itu membuat hati Hayati merasa hancur. Keesokan harinya, hayati bergegas untuk kembali ke kampung halamannya dengan menggunakan pesawat van Der Wijck.

Tak lama sesudah kepergian Hayati, hati Zainuddin mersa gundah karena ia tidak dapat menghilangkan persaann cintanya kepada Hayati. Ia seger menyusul Hayati ke pelabuhan, namun kapal yang ditumpangi hayati telah berangkat. Lelaki itu merasa sedih dan sangat menyesali perbuatannya.

Zainuddin semakin sedih ketika ia mendapat kabar bahwa kapal yang ditumpangi hayati telah tenggelam. Sedangkan Hayati dirawat di rumah sakit Tuban. Dengan ditemani sahabatnya, zainuddin segera berangkat ke Tuban untuk menengok wanita yang dicintainya itu. Ketika sampai di rumah sakit ia melihat hayati terbarik tak berdaya. Ia pun memeluk hayati dan mengatakan penyesalannya. Pertemuan mereka itu adalah pertemuan yang terakhir karena hayati menghembuskan nafasnya yang terakhir  dalam pelukan zainuddin.

Kejadian itu membuat Zainuddin merasakan penyesalan yang berkepanjangan hingga ia jatuh sakit dan meninggal dunia. Ia dimakamkan di sebelah Hayati.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes